
Your Guide to Creativity.
Kasus pelanggaran hak cipta yang menyeret Direktur PT Mitra Bali Sukses, pemegang lisensi Mie Gacoan di Bali, menjadi pengingat penting bagi pemilik usaha: memutar musik di ruang publik tanpa membayar royalti bisa berujung pidana. Ini bukan sekadar masalah estetika atau suasana, tapi menyangkut hak ekonomi dari para pencipta dan pemilik karya.
Dulu, cita-cita anak muda sering terfokus pada profesi seperti dokter, pilot, atau PNS. Namun saat ini, khususnya di kalangan Gen Z dan Gen Alpha, jawaban paling populer untuk pertanyaan “Mau jadi apa setelah lulus?” adalah content creator.
Beberapa cuitan di media sosial, seperti dari akun Instagram @ms_lifts2, menyebut bahwa belakangan ini produk budaya Indonesia telah menyelamatkan dunia dari krisis meme. Ia pun memberi contoh karakter populer pentungan sahur AI Brainrot Tung Tung Tung Sahur serta tarian “togak luan” aura farming-nya Dhika dalam lomba balap perahu Pacu Jalur.
Logo perayaan kemerdekaan adalah bagian dari nation branding, strategi komunikasi visual negara untuk membentuk citra kolektif di benak warganya. Namun, di luar aspek simbolik, logo ini memiliki implikasi ekonomi yang luas, khususnya dalam ekosistem industri kreatif.
Karya seni anak bangsa kembali menembus panggung internasional. Kali ini, Indonesia tampil di Study x PLAS: Asia Art Fair sebagai bagian dari Osaka Kansai International Art Festival (OKIAF) 2025 di Jepang.
Di dunia streaming musik yang makin padat dengan algoritma, kisah The Velvet Sundown menyorot realitas baru yang mengaburkan batas antara seni dan simulasi. Sekilas, mereka terdengar seperti band folk-rock sungguhan – punya dua album, satu hit viral berjudul “Dust on the Wind”, dan satu juta pendengar bulanan di Spotify. Tapi belakangan terungkap: semua itu dikendalikan sepenuhnya oleh AI.
Selama puluhan tahun, Jakarta telah menjadi kiblat bagi para talenta terbaik Indonesia, wirausaha kreatif, dan digital nomad. Sebagai kota pusat perusahaan media, agensi, industri kreatif, dan kehidupan yang dinamis, ibu kota ini selalu dipandang sebagai tempat di mana mimpi dan karier dimulai. Namun kini, paradigma tersebut mulai berubah.
Melalui kampanye terbarunya bertajuk “Selangkah, Searah” yang resmi diluncurkan pada 7 Juli 2025 silam, Compass® tak hanya memperkenalkan produknya, tapi juga menawarkan perspektif baru akan filosofi brand-nya selama 6 bulan ke depan.
Pembukaan resmi Cikini 82 ditandai lewat terselenggaranya acara Pusparagam pada 27–29 Juni 2025 lalu. Melalui tiga program kreatifnya, yakni pameran seni Sanjivana, experiential dining, hingga sesi jejaring dalam program Soirée, acara ini menjadi penanda peralihan fungsi Cikini 82: dari rumah pribadi bersejarah menjadi ruang publik kreatif yang dapat menyambut berbagai perayaan dan gagasan kontemporer.