Pelajari mengenai generasi masa depan di program Decoding Gen Z yang akan membahas perilaku mereka dan perubahan yang dibawa oleh generasi ini
Anime, serial animasi asal Jepang memang sudah sejak lama memiliki penggemarnya sendiri di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Judul-judul seperti Sailor Moon hingga Dragon Ball Z sudah menjadi teman masa kecil bagi generasi 90-an.
Gen Z dikenal sebagai generasi tech savvy, dengan kreativitas untuk memikirkan ide-ide baru di luar format yang umum di tempat kerja. Meski begitu, ada satu hal yang diasumsikan menghalangi Gen Z mendapatkan promosi kerja yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan membangun komunikasi dengan rekan kerja.
Tahun 2023, menjadi tahun terbaik bagi pecinta live event di Indonesia dengan munculnya berbagai pengalaman yang tak terlupakan, mulai dari konser musik berbagai genre hingga pertandingan olahraga yang menarik minat para penonton. Informasi tersebut terungkap melalui data dalam riset Indonesia Gen Z Report 2024 yang menunjukan perilaku acara langsung para Gen Z. Generasi Z dalam riset ini mencakup individu dengan rentang usia 11 - 26 tahun.
Pernahkah kamu merasa gelisah saat harus memesan menu saat makan di restoran? Kalau iya, kamu tidak sendiri, keadaan ini dikenal dengan istilah menu anxiety. Istilah tersebut berawal dari sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah brand restoran makanan Italia di United Kingdom, Prezzo. Berdasarkan survei yang dilakukan kepada lebih dari 2000 orang di Britania Raya, 86% terdampak “menu anxiety”.
Kemajuan teknologi memberikan generasi saat ini kebebasan dalam menikmati musik tanpa batasan waktu dan tempat. Kemudahan tersebut telah mendorong minat Gen Z terhadap dunia musik. Hal ini terungkap dari data dalam riset Indonesia Gen Z Report 2024 yang menunjukan perilaku mendengarkan musik para Gen Z, mulai dari platform musik favorit, genre musik yang paling populer, hingga musisi favorit.
Informasi adalah hal yang selalu kita temui dalam keseharian. Mulai dari berita tentang situasi yang terjadi di belahan dunia lain hingga rekomendasi restoran soto legendaris di Jakarta. Selama lebih dari satu dekade terakhir, Google selalu menempati top of mind mesin pencari informasi paling besar di internet. Kini, hadir sebuah platform yang mulai mengubah cara generasi muda dalam mencari informasi, terutama bagi Gen Z.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat, budaya menonton melalui layanan streaming telah mengubah lanskap hiburan secara signifikan. Tidak hanya berlaku untuk generasi milenial, tetapi juga generasi Z. Gen Z cenderung memilih platform streaming karena harganya yang terjangkau, memberikan kenyamanan, serta kemampuan untuk melakukan binge-watching.
Berbicara tentang medium seni untuk Gen Z, sebagai generasi yang dibesarkan di era digital, generasi ini tampaknya sedang terpikat dengan kembalinya ke jenis kamera yang lebih analog: kamera film. Menurut sebuah artikel di New York Times, popularitas kamera film telah meningkat di kalangan anak muda belakangan ini, dengan banyak dari mereka yang memilih untuk meninggalkan kamera digital mereka dan beralih ke kamera film manual yang lebih tradisional.
Baru-baru ini Instagram merilis trend report yang berkolaborasi dengan Populix untuk menguraikan tren kesukaan Gen-Z (usia 18-24 tahun) saat menggunakan Instagram. Mulai dari kebiasaan Gen-Z yang menyatukan koneksi dan hiburan dalam satu platform.
Pernah lihat video promosi yang terkesan seadanya? Modal direkam dengan ponsel, tanpa filter, diiringi musik latar yang lagi trending–pokoknya video tersebut tidak dibuat dengan crew dan budget produksi yang besar. Nah, baru-baru ini Meta menemukan hubungan yang kuat antara video iklan yang mentah dan kasar dengan dampak kreatif yang lebih besar.
Sebagai generasi yang lahir di antara tahun 1996 hingga 2012, angkatan awal dari Gen Z kini sudah mulai memasuki masa peralihan dari seorang pelajar menjadi pekerja. Hal ini juga mulai dialami oleh banyak perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Sebagai generasi yang terlahir bersamaan dengan perkembangan teknologi, Gen Z tentu memiliki gaya tersendiri dalam dunia kerja.
Gen Z, generasi yang chronically online, kini menjadi target utama bisnis retail. Mereka menghabiskan lebih dari 8 jam sehari di depan layar. Pola ini berlaku untuk urusan pekerjaan hingga hiburan. Meski begitu, kegiatan berbelanja secara offline masih menarik bagi Gen Z, terutama dengan penawaran promo, giveaway, dan free sample yang tersedia.