Pelajari Ini Sebelum Buka Coffee Shop Sendiri

processed_Geometry-Coffee-Shop.jpg

Bisnis kopi di Indonesia terus berkembang dari masa ke masa. Mulai dari gelombang pertama hingga gelombang keempat, dunia kopi terus berevolusi. Apalagi di Indonesia yang memiliki kopi berlimpah, bisnis kopi dianggap menjadi salah satu bisnis yang trennya tidak pernah redup. Bahkan sekarang dengan modal minim, banyak orang sudah bisa memulai bisnis kopi.

Seorang barista yang juga pemilik coffee shop Kopi Bu Dokter dan brand ambassador Kumala Home & Kitchen, Viki Rahardja, juga mengakui bahwa prospek bisnis kopi cukup menjanjikan. Meskipun begitu, para pebisnis yang baru saja mau mengawali perjalanannya membuka coffee shop tetap harus memerhatikan seluk beluk bisnis kopi. 

Memiliki Ketertarikan Pada Kopi

Selain tentunya punya modal uang, seorang pebisnis kopi juga sebaiknya punya modal passion. Sebelum berbisnis kopi, calon pebisnis harus tahu basis industri kopi mulai dari produk kopi seperti apa yang bisa dijual, apa yang menarik dan bisa membaca tren kopi di masa depan. Alangkah baiknya lagi jika dia suka dengan kopi, hobi minum kopi, atau sekadar suka ke coffee shop supaya dapat lebih mudah mengulik bisnisnya. Kalau tidak akan sulit mengembangkan produk dan mengetahui kopi yang dijual enak atau tidak. Paling tidak calon pebisnis tahu rasa kopi yang enak sesuai seleranya. Pilihan rasanya itulah yang bisa menjadi karakter coffee shop yang akan dibuka nantinya.

Perencanaan Bisnis yang Menyeluruh

Pada dasarnya, perencanaan bisnis berlaku di jenis bisnis apapun. Untuk bisnis kopi sendiri, para pebisnis harus dapat menjawab pertanyaan:

  • Jenis kopi seperti apa yang ingin dijual?

  • Apa daya tarik dari produk dan coffee shop tersebut?

  • Bagaimana hasil riset pasar yang dilakukan?

  • Apa visi misi bisnis kopinya dan mau diarahkan ke mana?

  • Bagaimana strategi marketing nantinya?

  • Seperti apa konsep dan desain yang diterapkan?

  • Seberapa besar modal yang dimiliki dan bagaimana perhitungannya?

Bicara soal kopi adalah bicara soal selera. Setiap orang punya selera yang berbeda-beda sehingga seorang pebisnis harus tahu betul siapa yang mereka ingin sasar sebagai pelanggan setia. Kompetitor bisnis juga tidak kalah banyaknya. Jadi jika ingin punya bisnis kopi yang berkelanjutan dan tidak tergerus kompetitor, buatlah produk kopi yang unik dan berbeda.

Branding, Branding, dan Branding

Kunci untuk bisnis kopi yang berlangsung lama adalah branding. Kekuatan branding tidak lain bertujuan untuk memertahankan konsumer agar tetap setiap dan terus kembali. Para calon pebisnis perlu menciptakan branding yang mudah diingat dari segi nama, konsep dan tentunya produk. Faktanya, produk jadi poin paling menentukan apakah bisnis dapat bertahan lama atau tidak. Dengan memiliki produk yang berbeda untuk ditawarkan, konsumen akan terus kembali karena tidak mendapatkannya di tempat lain. Sekalipun harganya lebih mahal.

Banyak coffee shop yang tidak bertahan karena modal ikut-ikutan dan tidak ada sesuatu yang unik dan berbeda untuk ditawarkan. Kebanyakan, mereka hanya bersaing dengan harga atau promo ekstrem. Viki meyakini bahwa hanya bersaing dengan harga dapat merusak pasar. Terlalu banyak menurunkan harga dan promosi ekstrem mengharuskan pebisnis mengurangi bahan. Akibatnya, rasa kopi bisa jadi asal-asal dan mengurangi kualitas produk itu sendiri. Sementara tujuan bisnis kopi hadir di tengah-tengah masyarakat seharusnya untuk memberikan perbedaan antara meminum kopi kemasan dan kopi ala kafe. 

“Di kedai kopi saya, terdapat menu kopi susu gula aren. Menu ini memang sudah ada di mana-mana. Tapi saya meracik komposisinya sedemikian rupa agar menghasilkan cita rasa berbeda. Jadi, konsumen bisa tahu ciri khas kopi gula aren di Kopi Bu Dokter jika dibandingkan dengan para kompetitor. Responnya pun terbukti cukup bagus hingga sekarang. Dan inilah yang  akhirnya terus saya gali dan kembangkan. Saya terus mencari inovasi untuk membedakan menu supaya jadi produk yang menonjol.” Jelas Viki.

Penggunaan Perlengkapan dan Peralatan Berkualitas

Perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk harus disesuaikan dengan konsep dan target bisnis. Sebagian bisnis yang memang memiliki bujet lebih rendah, akhirnya memulai dengan konsep sederhana. Biasanya bisnis-bisnis tersebut memulai dengan membeli alat kopi manual. Ketika bisnis sudah berjalan dan ternyata cukup menguntungkan, nantinya akan ada penyesuaian untuk berinvestasi di alat. Kenapa? Karena semakin ramainya coffee shop, maka semakin dibutuhkan kecepatan dalam membuat kopi. Jadi, para pebisnis butuh berinvestasi pada mesin kopi agar lebih cepat memproduksi kopi. 

Sementara jika calon pebisnis bertujuan untuk menciptakan coffee shop artisan di mana rasa adalah fokus utama, maka investasi mesin kopi harus didahulukan. Rasa kopi akan sangat dipengaruhi dengan proses ekstraksi yang terjadi di mesin kopi. Jika hanya menggunakan alat manual, rasa kopi pun tidak akan maksimal. Ini kembali lagi dengan siapa sasaran pasar bisnis kopi itu sendiri. Kalau memang pasar yang dituju adalah pecinta kopi artisan, Viki menyarankan untuk berinvestasi mesin di awal. 

Di sisi lain, penggunaan perlengkapan seperti cangkir dan gelas juga penting. Meski mereka diperhitungkan sebagai alat bantu saja, tapi perlengkapan tersebut dapat mempertahankan konsistensi rasa kopi. Begitu juga timbangan agar bahan-bahan selalu dalam jumlah penakaran yang sesuai sehingga tidak mengubah cita rasa. Baik peralatan maupun perlengkapan sebaiknya dinilai sebagai sebuah investasi. Nantinya ketika coffee shop terus berkembang, para pebisnis tidak lagi harus mengeluarkan uang membeli peralatan atau perlengkapan.

Salah satu supplier yang bisa dijadikan pilihan untuk membeli perlengkapan coffee shop adalah Kumala Home & Kitchen yang membawa berbagai brand internasional seperti Duralex yang memang menjadi gelas dan cangkir standar di dunia perkopian.

Previous
Previous

Upcycling Fashion: Inovasi Produk dan Solusi Limbah Tekstil

Next
Next

2021 Trends: Serba Nabati