Peran Komunitas Darahkubiru di Balik Brand Denim Bluesville

Geometry-Bluesville.jpg

Dalam bisnis, selain ide-ide segar, strategi marketing yang menarik, dan produk-produk berkualitas, sebuah brand juga harus memperhatikan feedback dan behavior dari konsumen mereka. Sebuah brand yang tidak hanya memerhatikan kepuasan konsumen, namun juga menerima ide dan saran dari konsumennya akan semakin mudah untuk membangun brand community yang kuat. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa brand yang telah memiliki brand community yang kuat, komunitas-komunitas tersebut bahkan memiliki beberapa agenda rutin seperti kumpul bersama, membuat acara, dan masih banyak lagi. 

Industri denim di Indonesia merupakan salah satu pelaku industri fashion dengan ekosistem yang kuat. Dalam beberapa tahun ke belakang, minat masyarakat terhadap denim mengalami peningkatan yang tinggi. Industri denim di Indonesia tidak hanya sekadar tentang fashion seperti celana atau jaket, mereka juga menekankan terhadap sejarah, proses, kualitas bahan, hingga nilai barang yang telah dipakai.

Pada awal terbentuk di tahun 2011, Bluesville menjadi pionir brand denim di Indonesia yang menggunakan pewarna indigo alami pada proses produksinya. Respati Hafidz, atau yang lebih akrab disapa Direz, creative director dari Bluesville mengatakan bahwa Bluesville memiliki value utama pada proses natural indigo dan menonjolkan batik tulis dengan cara tradisional dan dikemas dengan lebih modern pada hasil akhirnya. 

Dengan mengenalkan Bluesville sebagai brand yang mengaplikasikan natural indigo process, Bluesville menarik banyak perhatian dari komunitas penyuka denim, selain itu, Direz sebagai founder dari Darahkubiru juga memanfaatkan Darahkubiru sebagai salah satu media pemasaran produknya. Hingga pada tahun 2013, forum Darahkubiru semakin membesar, dan banyak pecinta denim yang ingin memiliki shirt dan outer yang matching dengan jins mereka, sehingga Bluesville menjadi pilihan banyak orang pada saat itu. Direz memanfaatkan momen ini untuk lebih engage dengan anggota komunitas Darahkubiru.

Bagi penikmat dan pengamat denim, Darahkubiru pasti menjadi salah satu kiblat dalam industri denim, Darahkubiru dapat dibilang sudah sangat berhasil membawa image mereka sebagai tempat berkumpulnya komunitas denim, hingga membuat mereka yang bukan pengamat denim pun mengenal Darahkubiru. Berangkat dari forum Kaskus pada 2009, Darahkubiru bertransformasi menjadi majalah daring yang mengupas topik tentang denim. Tentu saja Darahkubiru terbentuk atas inisiatif sekumpulan orang dengan antusiasme tinggi soal denim yang awalnya membentuk sebuah komunitas INDIGO (Indonesian Denim Group).

Melalui komunitas Darahkubiru, Direz berhasil mengenal banyak orang yang membantu dalam proses pemasaran Bluesville, seperti Anton Wirjono dan Leonard Theosabrata yang membantu Direz untuk berhasil masuk ke The Goods Dept.

Previous
Previous

Kisah Ikon Gaya Hidup Urban Jakarta Diterpa Pandemi

Next
Next

Kembangkan Bisnis Dengan Cepat Lewat Franchise