Seni sebagai Penanda Zaman

Karya seni memberikan penggambaran masalah apa yang sedang terjadi dalam masyarakat di setiap masa dan bagaimana solusi terhadapnya. Melihat seni sebagai penanda zaman, How & Why merasa salah satu proses menghadapi masalah adalah dengan melakukan pengarsipan untuk memetakan masalah yang tengah dihadapi. How & Why, pameran Tugas Akhir dari mahasiswa ITENAS, mengusung tema “Momentum”. Diartikan sebagai sebuah waktu, proses, dan pergerakan. Singkatnya, sebuah titik dimana kita melihat ke belakang, meninjau kembali relevansi di masa sekarang, serta mempersiapkan secara objektif solusi untuk masa mendatang. Nama How & Why sendiri terinspirasi dari salah satu buku Shapes of Design karya Frank Chimero.

Visual Storytelling, Karya Asep Sunandar Sunarya

Pengarsipan karya seni di era digital ini menjadi proses yang menantang. Di satu sisi, seni perlu diarsipkan namun terkadang dihadapkan dengan kesulitan selama proses mendalami dan pengumpulan karya seninya. Di era internet, proses pengarsipan terlihat lebih mudah karena dapat dilakukan secara digital. Karena kemudahan tersebut juga pengarsipan seni pun menjadi bias. Tak jarang luput dari perhatian berbagai pihak yang terlibat. Sebagian orang berpendapat bahwa sebuah desain atau karya seni merupakan refleksi dari apa yang terjadi di masa itu.

Kendala yang dihadapi dalam proses pengarsipan adalah pada proses pengumpulan karya, karena budaya pengarsipan yang masih rancu dan proses penggaliannya yang belum terpusat. Pengumpulan karya yang dilakukan How & Why juga masih harus menghadapi perjalanan dan proses yang panjang. Perancangan proyek pameran sebagai Tugas Akhir DKV ITENAS ini, sangat beragam. Terdapat beragam isu serta topik dalam karya seni yang dipamerkan di How & Why. Meliputi masalah ekonomi, sosial budaya, kesehatan, dan lain sebagainya. Secara garis besar pameran ini mengangkat masalah lokal yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.

Beberapa judul perancangan karya yang akan dipamerkan diantaranya adalah Brand Komunikasi Wana Wisata Batu Kuda Gunung Manglayang, Perancangan Buku Esai Fotografi Keraton Kesepuhan Cirebon sebagai Media Informasi, Perancangan Kampanye untuk Menghilangkan Stigma terhadap Mantan Pengguna NAPZA dalam Dunia Pekerjaan, dan masih banyak lagi. Pengarsipan How & Why berusaha menghadirkan tawaran beberapa solusi masalah dalam gelaran acaranya.

Karya Biaggi Wahyu M.

Pameran ini diharapkan dapat menjadi penanda zaman, kumpulan solusi atas berbagai permasalahan. Serta dapat menjadi titik temu antara para perancang dan pihak-pihak yang membutuhkan. How & Why juga hadir mendukung dan berkontribusi dalam Excavating Bandung Design Biennale 2021 melalui pengarsipan kumpulan masalah sekaligus solusi umum dalam praktik desain melalui perspektif akademis. Karena dalam proses pengerjaan proyek How & Why telah melalui proses akademik dalam lingkungan program studi. Diikuti proses dan standarisasi yang telah eksibitor penuhi guna menghadirkan perspektif akademis yang kuat dalam setiap proyeknya.

Pameran ini adalah gelaran ke-14 dalam 23 tahun berdirinya Desain Komunikasi Visual ITENAS. Kegiatan ini menjadi salah satu ajang apresiasi mahasiswa dan diharapkan dapat menjadi salah satu sarana masyarakat luas untuk mengenal lebih dalam bagaimana Desain Komunikasi Visual menjawab permasalahan serta fenomena di lingkungan sosial. How & Why juga menghadirkan beragam rangkaian acara lainnya. Akan ada berbagai talkshow yang akan membahas topik seperti tetap produktif berkarya, diskusi alumni, hingga game. Event ini berlangsung di Bandung mulai dari 20 hingga 27 November 2021. 




Previous
Previous

Rekomendasi Tontonan di Festival Film 100% Manusia

Next
Next

The Bins Culture: Tampilkan Pesona Vintage Item dan Thrift Shopping