Merintis Brand Produk Pembersih Lokal
Permintaan akan produk kebersihan badan dan rumah diprediksi terus meningkat seiring dengan makin tingginya kesadaran konsumen mengenai kebersihan di saat pandemi. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Nielsen, disebutkan bahwa semenjak pandemi, konsumen dengan cepat menyelaraskan pengeluaran mereka untuk memperoleh produk dan layanan yang ditujukan untuk perlindungan kesehatan. Kualitas dan efektivitas produk pun menjadi alasan pendorong utama pembelian di kategori consumer packaged goods (CPG), dengan lima manfaat produk berikut sebagai alasan kesediaan mereka membayar lebih; Pertama, melindungi keluarga dari kuman dan bakteri. Kedua, membunuh kuman dan bakteri dengan cara yang efektif. Ketiga, membunuh kuman dan bakteri dengan cara alami. Keempat, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan Kelima, mejaga keluarga dari penyakit.
Masih dilansir dari laporan yang sama, adanya peningkatan permintaan akan produk kebersihan badan dan rumah ini terjadi secara merata di dunia, walaupun variabel yang menjadi alasan utama pembelian antar satu negara dengan lainnya belum tentu sama. Begitu pun di Indonesia. Eunike Selomith, co-founder dari dr. Soap, mengakui di tahun 2020, angka permintaan konsumen akan rangkaian produk pembersih milik brand-nya meningkat secara signifikan dibandingkan di tahun-tahun sebelumnya. “Kita mulai meluncurkan dr. Soap di tahun 2015. Saat itu kondisinya belum ada brand lokal yang membuat hygiene product yang secara kualitas dan tampilan, bersaing dengan produk luar. Produk pembersih didominasi oleh brand multinasional besar yang menyasar mass market,” terangnya. “Awal-awal kita struggling sekali untuk mengenalkan dr. Soap sekaligus edukasi pasar mengenai produk antiseptik. Hygiene awareness masyarakat Indonesia rendah. Di tahun awal kita memasarkan dr. Soap melalui online dan juga berusaha memasukkannnya ke sejumlah concept store dan kafe, walaupun beberapa kali ditolak. Baru di tahun 2017, dr.Soap mulai berjalan sesuai ekspektasi.”
Pandemi yang terjadi di tahun 2020 memang banyak mengubah tatanan industri secara luas, sekaligus juga menciptakan sejumlah peluang. Evelyn Suwanto, pendiri brand produk kebersihan Et Home memaparkan, masa-masa awal pandemi adalah waktu yang tepat bagi produk kebersihan milik brand-nya untuk diluncurkan. “Produk yang awal mula kami luncurkan adalah hand sanitizer dan disinfektan. Saat itu, brand yang menjual sanitizing product tidak sebanyak sekarang. Masih lebih banyak orang yang menjual sanitizer secara oplosan, yang penting mengandung alkohol 70%. Kita tidak mau seperti itu. Kita memikirkan benar kandungan bahan, melakukan berulang kali uji lab, hingga menemukan yang kita inginkan. Setelah itu, kami baru mengeluarkan produk kebersihan lainnya,” ujar Evelyn. “Et Home ingin membuat cleaning product yang bisa membuat siapapun yang menggunakan akan lebih menikmati kegiatan bebersih dan betah di rumah. Latar belakang saya adalah interior designer untuk residensial. Di saat pandemi, ketika orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, permintaan jasa desain interior untuk residensial justru meningkat. Mereka sadar bila rumah tidak nyaman, mereka akan sulit merasa betah. Kami ingin Et Home dapat mengisi rutinitas kebersihan harian menjadi menyenangkan.”
Evelyn menyebutkan, respon pasar di saat kemunculan produknya sangat baik. Akan tetapi, bila lantas hal ini membuat banyak orang ingin masuk ke industri kebersihan, Evelyn menyarankan untuk kembali mempelajari pasar dan membuat sesuatu yang berbeda dengan produk yang sudah ada di pasaran. “Saat ini pasarnya produk kebersihan sudah cukup banyak pesaing, dan bisa saja yang menjadi kebutuhan pasar nantinya akan bergeser. Misalnya, mungkin saat ini orang memakai bed spray, tapi, siapa tahu beberapa waktu mendatang, ada teknologi alat yang dapat membersihkan tempat tidur dengan lebih mudah dan efektif, yang menggantikan kegunaan bed spray. Bisnis juga terkait dengan mengambil kesempatan. Belum tentu apa yang kita dapatkan sama dengan yang orang lain capai,” sebut Evelyn menerangkan.
Bisnis juga terkait dengan mengambil kesempatan. Belum tentu apa yang kita dapatkan sama dengan yang orang lain capai.
Berbicara mengenai membangun bisnis dan brand produk kebersihan, Eunike memiliki sarannya tersendiri, “Pertama, buatlah sesuatu yang otentik, bukan plagiat. Temukan alasan mengapa kita membuat suatu produk dan mengapa orang perlu membeli produk tersebut. Harus ada added value dalam produk dan brand. Kalau dulu, tantangan dr. Soap adalah kesadaran akan kebersihan belum tinggi. Saat ini, tantangannya adalah sudah banyak sekali brand yang sejenis.”
Buatlah sesuatu yang otentik, bukan plagiat. Temukan alasan mengapa kita membuat suatu produk dan mengapa orang perlu membeli produk tersebut. Harus ada added value dalam produk dan brand.
“Yang kedua, terapkan strategi branding dan marketing untuk membuat produk kita stand out. Banyak strategi pemasaran yang bisa diterapkan. Meski demikian, yang saat ini kerap digunakan adalah membuat kolaborasi, berteman baik dengan media, memiliki koneksi dengan influencer, dan harus relevan dengan perkembangan konten media sosial,” lanjutnya menjelaskan. “Terakhir, miliki integritas. Jangan berbohong akan apa yang kita jual. Bila produk kita belum memiliki sertifikat, ya jangan mengaku telah memilikinya. Ikuti jalan yang Tuhan tunjukkan, serta jadikan tim kita sebagai teman dan keluarga. Dengan demikian, apa yang kita ingin capai dapat menjadi lebih mudah diperoleh.”
Bagi Eunike, dr. Soap lebih dari sekedar merek, tapi juga komunitas. Secara tidak langsung, dr. Soap menghubungkan mereka yang senang akan kebersihan, peduli akan kesehatan, dan juga pecinta lingkungan, untuk saling terhubung. “Kita mempraktikkan green manufacturing and culture. Kita meminimalisir jejak karbon hingga 60% dengan menggunakan bahan baku lokal, atau bila pun harus impor, masih dari wilayah Asia Tenggara agar relatif tidak begitu jauh. Selain itu, kita berhasil mengurangi 90% plastik dalam proses pengiriman dengan menggunakan cardboard sebagai kemasan dan coco fiber sebagai pengganti bubble wrap. Plastik sejauh ini hanya karena pihak logistik masih menggunakan plastik dalam pengiriman,” lanjutnya menerangkan. “Tidak sebatas itu saja, kami memiliki inisiatif #drsoapHealsEarth yang merupakan gerakan sosial di mana setiap satu botol yang konsumen kembalikan ke kita, kita akan mendonasikan satu liter air bersih ke daerah yang membutuhkan di Indonesia. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kami.”