Menjaga Warisan: Pentingnya Konservasi Seni dan Cagar Budaya di Indonesia

Ruang Rawat Seni bekerja sama dengan Artjog mengadakan gelar wicara bertemakan Konservasi dan Kelestarian Budaya di Jogja National Museum pada 26 Agustus 2024 lalu. Gelar Wicara ini menghadirkan beberapa ahli dan praktisi di bidang seni dan konservasi, termasuk Dr. Oei Hong Djien, Michaela Anselmini, Arch. Dipl. Ing. Cosmas D. Gozali, IAI, dan Heri Pemad guna membahas pentingnya konservasi karya seni dan bangunan cagar budaya di Indonesia. 

Kolektor dan pemilik OHD Museum, Dr. Oei Hong Dijen, membahas peran penting kolektor dalam konservasi karya seni. Ia juga menekankan bahwa kolektor harus bisa memelihara karya seni dengan memiliki ruang khusus penyimpanan, agar terlindung dari ancaman debu dan serangga, bukan hanya sekedar menggantung karya seni di dinding sebagai dekorasi.

Michaela Anselmini, seorang konservator seni juga turut menjelaskan bahwa pemeliharaan karya seni bukan hanya tentang estetika, tetapi juga soal menjaga nilai sejarah yang terkandung dalam setiap karya. Michaela bekerja sama dengan Dr. Oei Hong Dijen dan Universitas di Italia untuk memberikan pendidikan konservasi seni di Indonesia. 

Arch. Dipl. Ing. Cosmas D. Gozali, arsitek berpengalaman dalam konservasi bangunan cagar budaya menekankan bahwa karya seni harus tetap sesuai dengan aslinya dan bangunan cagar budaya juga harus memiliki relevansi untuk masa depan, termasuk penggunaan kembali bangunan lama yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. 

Heri Pemad, perwakilan dari seniman HX Harsono juga mengungkapkan betapa pentingnya pemilihan material dalam pembuatan karya seni demi menjaga keawetan karya agar bertahan dalam jangka waktu panjang dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Selain itu, konservasi seni juga diperlukan sebagai edukasi publik, agar kesadaran akan hal tersebut meningkat. 

Ruang Rawat Seni dan Artjog berharap dari Gelar Wicara ini dapat membuka wawasan masyarakat luas tentang pentingnya konservasi seni dan bangunan cagar budaya di Indonesia sehingga dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Previous
Previous

Bangga Berbatik: Acara Puncak Hari Batik Nasional 2024 di Jakarta dengan Fun Run dan Donasi

Next
Next

Jangan Lewatkan Kahforward 2024: 50+ Pembicara dan Workshop Seru Menanti