Mendorong Perkembangan Industri Film Dengan Ikut Festival Internasional
Pada perhelatan Ideafest 2021 kemarin, salah satu topik yang diusung adalah masa depan perfilman Indonesia. Dengan tajuk “The Future of Indonesian Cinema: Crafting Local Stories with Global Appeal” menghadirkan Wregas Bhanuteja (sutradara Penyalin Cahaya) sebagai pembicara, serta Stephany Josephine sebagai moderator.
Industri perfilman menjadi salah satu industri yang terdampak habis oleh pandemi. Tak hanya segala proses pembuatan film harus terhenti, namun juga kebijakan yang berimbas pada penutupan bioskop. Pada akhir 2020, bioskop kembali dibuka, sayangnya minat penonton untuk meluangkan waktu ke bioskop masih belum kembali sepenuhnya.
2021 seakan menjadi angin segar bagi industri perfilman. Tak sedikit film Indonesia yang mendapatkan penghargaan dari berbagai festival film. Salah satunya seperti film Penyalin Cahaya yang tayang perdana di Busan International Film Festival, berhasil menyabet 12 Piala Citra tahun ini.
Dalam segala keterbatasan pembuatan film di masa pandemi, Wregas mengungkapkan bahwa sumber daya manusia pada industri film tetap kuat dan nyatanya berhasil membuat banyak karya terbaik untuk film Indonesia tahun ini.
Ditambah banyaknya penghargaan bagi film-film Indonesia tak hanya sebagai bentuk apresiasi, namun juga menjadi penyambung lidah rilisnya film yang ada kepada para penikmat film Tanah Air.
“Kalau dari segi bisnis atau distribusi ya, penghargaan membantu memperbesar, gaungkan perhatian terhadap film. Kemudian para penonton lebih mendengar “oh ada film ini” yang kemudian semakin banyak yang menonton, pesan dari film kita semakin tersebar,” ujar Wregas.
Saat membuat film Penyalin Cahaya, Wregas juga mempelajari hal baru seperti dalam eksekusi pembuatan naskah untuk menjaga emosi untuk tidak menurun, menjaga semangat crew dalam proses shooting yang memakan waktu hingga belasan hari, serta sistem ring zone untuk optimalisasi ketika melakukan shooting.
Ditengah kemungkinan industri film dapat berkembang dengan pesat, Wregas berharap Indonesia bisa lebih berpartisipasi lagi dalam kancah festival internasional.
“Sebenarnya berharap, selain partisipasi kita dalam distribusi film secara nasional, partisipasi kita di distribusi internasional musti diperbesar. Maksudnya apa, kita melihat beberapa film Korea, Thailand, Filipina yang setiap tahunnya, setidaknya ada 3 film yang disirkulasikan di festival internasional,” ungkap Wregas.
Menurutnya dengan mengikuti festival internasional, akan memungkinkan bagi Indonesia untuk memiliki lebih banyak varian film dengan ide-ide yang luar biasa tanpa harus merasa takut akan minat pasar. Dalam hal ini, tentu saja dibutuhkan dukungan dari donatur yang kuat, hingga ke pemerintahan.
“Ada bantuan support, nah ini maksud saya support bisa dari berbagai macam hal. Termasuk support dari negara tentu saja, untuk produksi atau untuk script development. Karena di Korea, di Filipina, itu ada support tersebut. Ya, saya rasa kalau support-support ini bisa digulirkan, varian film kita itu menjadi lebih banyak,” tambah Wregas.