Lebih Ramah Lingkungan Dengan Produk Isi Ulang

ezgif.com-gif-maker (9).jpg

Berdasarkan data dari PBB, ada sekitar 302 juta ton sampah kemasan yang dibuang setiap tahunnya. Produk perawatan tubuh merupakan salah satu penyumbang terbesar. Sabun, shampoo, dan deodoran misalnya. Kemasannya yang sekali pakai membuat pengguna dengan mudah membuang produk setelah habis digunakan. Industri pun belum banyak memberikan solusi terkait sampah plastik dari kemasan-kemasan ini.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup, beberapa produsen produk perawatan tubuh mulai memikirkan langkah nyata untuk menuju zero waste atau menihilkan sampah. Salah satunya adalah Unilever yang baru saja merilis deodoran di bawah brand Dove dengan kemasan stainless steel yang dapat disimpan untuk jangka waktu lama.

Image courtesy of Unilever.

Image courtesy of Unilever.

Pada 2019 lalu, Unilever berkomitmen untuk mengurangi hingga setengah dari jumlah plastik yang digunakan mereka pada 2025 nanti. Langkah awal untuk meninggalkan ketergantungan pada plastik sekali pakai adalah dengan mengurangi penggunaan plastik untuk kemasan pembungkus hingga 100.000 ton. Wujud nyata dari janji ini adalah dengan produk perawatan tubuh isi ulang. Meskipun tidak secara langsung menghilangkan penggunaan plastik karena isi ulang dari deodoran ini masih menggunakan kemasan plastik (dalam jumlah kecil), setidaknya dengan konsep isi ulang ini penggunaan plastik berkurang hingga 54% dibandingkan kemasan deodoran sebelumnya.

Desain produk isi ulang ini disebut-sebut terinspirasi dari produk di era sebelum budaya sekali-pakai menjadi lumrah. Sjoerd Hoijinck, Direktur Desain dan Inovasi dari VanBerlo, agensi yang membantu Unilever dalam mendesain kemasan ini menjelaskan, “Yang kami ingin kembalikan adalah kualitas objek yang personal bagi setiap orang, dan ‘menua’ dengan baik seiring waktu.” Ia mengibaratkan seperti pisau Swiss Army yang dapat diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Awalnya deodoran Dove isi ulang ini tersedia untuk platform Loop, sebuah inisiatif ekonomi sirkular (circular economy - red.) yang menyediakan isi ulang bagi produk rumah tangga bekerjasama dengan konglomerasi FMCG. Namun kini Dove isi ulang akan mulai dijual di beberapa supermarket Amerika Serikat seperti Target dan Walmart. Belum ada informasi lebih lanjut apakah inisiatif ini akan dijalankan oleh Unilever di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.

Produk isi ulang dari By Humankid. Image courtesy of By Humankind.

Produk isi ulang dari By Humankid. Image courtesy of By Humankind.

Stasiun pengisian ulang produk. Image courtesy of Era Zero Waste.

Stasiun pengisian ulang produk. Image courtesy of Era Zero Waste.

Di Amerika Serikat sendiri, Unilever bukan menjadi yang pertama dalam memproduksi produk dengan kemasan isi ulang. Sebelumnya sudah ada beberapa startup yang memulai konsep ekonomi sirkular seperti Myro dan By Humankind yang keduanya menawarkan produk perawatan tubuh seperti deodoran, tablet kumur (mouthwash - red.), dan shampoo batangan yang dapat diisi ulang kembali.

Selain itu, ada pula Era Zero Waste di Eropa yang menawarkan sistem serupa. Terinspirasi dari Pfandsystem di Jerman yang merupakan sistem daur ulang kemasan plastik yang dikombinasikan dengan model bisnis pengantaran susu sapi di jaman dulu, Era Zero Waste membangun e-commerce dengan produk berkemasan dapat diisi ulang. Produk-produk tersebut dapat diisi ulang langsung di rumah konsumen menggunakan stasiun isi ulang portable yang digerakkan menggunakan sepeda atau dikirim lewat pos.

Menurut representatif Era Zero Waste, jika dibandingkan dengan model bisnis seperti pada umumnya, solusi ekonomi sirkular ini memiliki potensi untuk mengurangi volume sampah plastik berakhir di lautan hingga 80%, emisi gas rumah kaca hingga 25%, menghemat pengeluaran hingga 200 miliar USD per tahun, dan menciptakan tambahan pekerjaan hingga 700.000 pada 2040.

Previous
Previous

Merangkai Bunga LEGO Yang Tidak Akan Layu

Next
Next

Rebranding Burger King: Wajah Baru, Logo Lama