Jamu Lifestyle: Mengabadikan Tradisi Pengobatan Herbal Lokal

Geometry-Jamu_Lifestyle.jpg
Photo Courtesy of Afterhours Books.

Photo Courtesy of Afterhours Books.

Kalau kita mendengar kata “jamu” mungkin hal-hal yang muncul di pikiran kita tak lain dan tak bukan adalah beras kencur, temulawak, kunyit asam, atau bahkan figur seorang “mbok jamu” dengan wajah ayu membawa bakul jamu yang dibalut pakaian kebaya khasnya. Tidak salah jika berpikiran seperti itu, karena pada dasarnya jamu merupakan tradisi pengobatan herbal Indonesia yang diperjualbelikan oleh “tukang jamu keliling” dan sampai sekarang masih digunakan serta dikonsumsi oleh orang banyak.

Jamu sendiri telah lahir dari berabad-abad lalu di Indonesia yang asal mulanya dibawa oleh para pedagang di persimpangan perdagangan Asia. Saat ini, jamu masih menjadi salah satu pengobatan herbal tradisional yang tersedia tidak hanya berbentuk minuman saja, tetapi sudah berkembang menjadi rangkaian suplemen canggih yang mudah dikonsumsi. Pada zaman dahulu, memang jamu memiliki satu fungsi utama yaitu untuk pengobatan atau untuk memelihara kesehatan. Namun saat ini jamu sudah dapat dicampurkan ke dalam masakan, ritual kecantikan, serta juga menjadi agen penyembuhan penyakit.

Seluruh pemikiran tentang gaya hidup mengkonsumsi jamu tersebut, kini diabadikan oleh Metta Murdaya, seorang pendiri JUARA, sebuah lini kosmetik perawatan kulit dan kesehatan yang terinspirasi dari tradisi jamu di Indonesia, ke dalam buku Jamu Lifestyle yang diterbitkan Afterhours Books. Buku ini merupakan salah satu seri kuliner terbaru yang dihadirkan Afterhours Books selainKecap Manis” karya Bondan Winarno, “Leaf It to Tea” karya Santhi Serad, dan “Rendang karya Reno Andam Suri. 

Sejak kecil, Metta yang pada saat itu dibesarkan di Francisco, sudah terbiasa dengan gaya hidup alami dan pengobatan herbal Asia Tenggara di sebuah kehidupan modern dan kosmopolitan baratnya. Menurut Metta, ia menjuluki dirinya sendiri sebagai seorang “penduduk asli” di kedua dunia berbeda yang mampu memadukan unsur budaya masing-masing.

Buku Jamu Lifestyle yang berisikan 256 halaman ini dapat menjadi pintu gerbang untuk siapa pun yang ingin memasuki komunitas yang didedikasikan bagi perawatan diri, serta kesehatan yang menyenangkan dan transformasional. Dalam tradisi barat, kesehatan umumnya difokuskan pada diagnosa penyakit, lalu menyembuhkannya melalui obat-obat kimiawi. Sementara itu, Jamu Lifestyle sendiri didasarkan pada promosi kesehatan yang melibatkan tentang bagaimana kita menjaga diri untuk keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa yang harmonis selama mengkonsumsi jamu sebagai pengobatan herbal alami.

Previous
Previous

Deretan Wajah Baru di Nominasi Pemenang AMI Awards 2021

Next
Next

Waste Not Wasted: Ekspresi Seni dari Limbah Keramik