Business Plan: Langkah Awal Memulai Bisnis

Geometry-Business_Plan.jpg

Dalam membangun sebuah bisnis, terdapat banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan secara matang. Seringkali beberapa orang merasa semakin cepat bisnis mereka dimulai semakin bagus, dan hal-hal lain yang akan datang dapat disesuaikan seiring berjalannya waktu. Padahal dengan persiapan yang matang kita dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. Sebagai pegangan awal, yang kamu harus lakukan adalah membuat business plan.

Sebelum memulai, kamu harus mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara business plan, executive summary, dan pitch deck. Ketiga dokumen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda namun sama pentingnya.

Business plan adalah penjelasan rinci tentang bisnis kamu. Ini menjelaskan fokus perusahaan, target perusahaan, apa rencana masa depan perusahaan, dan bagaimana cara untuk mencapainya. Sebuah business plan bisa berisi antara 10 sampai 100 halaman. Berikutnya, pitch deck adalah sejumlah slide yang merangkum profil perusahaan. Pitch deck dibuat setelah membuat business plan yang kemudian dipresentasikan kepada calon klien atau investor. Satu file pitch deck bisa berisi 10-20 slides. Terakhir, executive summary merupakan ringkasan business plan. Karena merupakan ringkasan, maka dokumen ini berada di akhir business plan dan biasanya hanya berupa 1-2 halaman.

Business plan sebaiknya dijadikan pemandu selama proses permulaan, berfungsi sebagai sumber bantuan untuk setiap masalah yang mungkin muncul. Selain itu, business plan juga memiliki tiga fungsi utama lainnya:

  1. Menentukan fokus bisnis.

    Tujuan utama dari business plan adalah menetapkan rencana bisnis kamu untuk masa depan. Rencana ini harus mencakup tujuan atau pencapaian di samping langkah-langkah terperinci tentang bagaimana bisnis akan mencapai setiap langkah. Proses membuat peta jalan menuju tujuan bisnis kamu akan membantu kamu dalam menentukan fokus bisnis dan mengejar pertumbuhan.

  2. Mengamankan anggaran.

    Salah satu hal pertama yang dicari investor swasta, bank, atau pemberi pinjaman lain sebelum berinvestasi dalam sebuah bisnis adalah business plan yang dirancang dengan baik. Investor ingin tahu bagaimana kamu menjalankan bisnis Anda, apa proyeksi pendapatan dan pengeluaran kamu dan, yang paling penting, bagaimana mereka akan menerima pengembalian investasi mereka.

  3. Daya tarik bagi para eksekutif. 

    Saat bisnis kamu berkembang, kamu mungkin perlu menambahkan eksekutif ke tim kamu. Business plan dapat membantu kamu menarik para eksekutif dan menentukan apakah mereka cocok atau tidak untuk perusahaan kamu.

Detail spesifik yang akan dicantumkan dalam sebuah business plan sangat bergantung pada audiens kamu. Jika kamu mencoba mendapatkan pendanaan dari luar, berikan gambaran lengkap dan mendetail tentang arus kas, pengeluaran, dan proyeksi ke depan. Jika audiens kamu ditujukan untuk karyawan, buat versi yang lebih pendek dengan informasi yang relevan untuk mereka. Namun, tanpa memandang audiens yang ada, sebuah business plan memiliki format yang hampir sama.

Deskripsi Perusahaan. Bagian ini sangat penting ketika mengamankan anggaran karena memberikan gambaran besar tentang sejarah bisnis kamu, struktur hukum bisnis, produk yang kamu tawarkan, mitra utama, dan ringkasan tujuan keuangan dan bisnis kamu.

Produk dan Layanan. Selanjutnya, rencana bisnis kamu harus menyertakan penjelasan rinci tentang produk atau layanan yang kamu tawarkan. Bagian ini harus menggambarkan bagaimana produk kamu menguntungkan pelanggan target kamu. Produk yang baik adalah produk yang dapat mengisi bagian rumpang yang ada di masyarakat.

Analisis Pasar. Pada bagian ini, kamu hanya perlu menjelaskan dua hal: kebutuhan pasar dan bagaimana produk dan jasa kamu memenuhi kebutuhan tersebut. Ini termasuk segmen pelanggan yang ditargetkan, statistik industri, data pemasaran terkait, dan pemeriksaan menyeluruh terhadap kekuatan dan kelemahan pesaing Anda.

Tim manajemen. Sebelum ada yang berinvestasi di perusahaan kamu, mereka ingin tahu siapa yang menjalankan bisnis. Sertakan bagan organisasi dengan deskripsi dan informasi departemen mengenai pemilik, karyawan utama, tim manajemen, anggota dewan, penasihat, dll.

Rencana keuangan. Bagian ini harus dibuat dengan bantuan seorang akuntan profesional. HIndari mengira-ngira. Sertakan laporan keuangan penting, seperti data keuangan historis dari tiga hingga lima tahun terakhir, prakiraan anggaran yang realistis selama lima tahun ke depan, dan analisis semua data keuangan Anda.

Executive Summary. Bagian ini diisi dengan ringkasan dari keseluruhan business plan kamu. Di sini bisa menjadi kesempatan kamu untuk menonjolkan kelebihan dari bisnis kamu dan apa yang menjadikan bisnis kamu berbeda dari kompetitor yang ada.

Business plan yang matang berarti telah melewati proses riset yang maksimal. Riset ini berfungsi untuk membaca target market dan pola konsumen. Melalui riset ini, kalian juga dapat mengenal dan memprediksi tren, dengan bekal riset tersebut, kamu dapat memanfaatkan peluang, mengenal kompetitor kamu, dan bahkan bisa selangkah lebih maju daripada mereka.

Desain dari business plan kamu juga harus diperhatikan. Kamu dapat menaruh gambar ataupun infografik yang dapat dijadikan referensi, jadi tidak melulu harus diisi dengan teks saja. Kamu tidak perlu memiliki business plan yang berlebihan dan rumit dengan format yang mewah atau dekorasi yang mencolok. Namun, apa yang tertulis harus cukup spesifik untuk mencakup semua bidang yang menjadi perhatian.

Komunikasi dengan tim juga menjadi aspek yang sangat penting. Agar perusahaan kalan dapat berhasil, semua karyawan harus memahami dinamika rencana bisnis. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin banyak ide yang dapat kamu pertimbangkan di sekitar. Penting untuk mempertimbangkan masukan setiap pekerja untuk memastikan bahwa hasilnya menyenangkan bagi semua pemangku kepentingan.

Memulai bisnis memang tidak mudah, butuh waktu dan dana yang cukup banyak demi mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Walaupun beberapa tips di atas membuat kesan memulai bisnis menjadi sangat struktural dan kaku, sebenarnya salah satu yang terpenting adalah untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap peluang yang ada. Harvard Business Review mengatakan “kunci sebenarnya untuk sukses dalam bisnis adalah bersikap fleksibel dan responsif terhadap peluang. Pengusaha seringkali harus memutar bisnis mereka setelah jelas bahwa pelanggan asli mereka bukanlah pelanggan yang tepat, atau ketika ternyata produk atau layanan mereka lebih cocok di pasar alternatif. Karena kenyataan ini, rencana bisnis yang ditulis di awal tidak lebih dari dongeng."

Previous
Previous

Hom Lab: Eksplorasi Cangkang Telur

Next
Next

Berpacu Dalam Kolaborasi