Tradisi Iklan Ramadan: "Super Bowl" Versi Indonesia dan Dominasi Sirup Marjan

Di Amerika Serikat, Super Bowl menjadi ajang bagi brand-brand besar untuk unjuk kreativitas dengan iklan yang spektakuler dan tak terlupakan. Di Indonesia, hal yang serupa terjadi setiap tahun menjelang bulan Ramadan, di mana iklan dari berbagai brand berlomba-lomba untuk menjadi yang paling dikenang.

Salah satu brand yang paling sukses dalam memanfaatkan momentum ini adalah Marjan, brand sirup yang kini sudah menjadi bagian dari budaya visual Ramadan di Indonesia. Bagaimana Marjan bisa sukses mempertahankan posisinya sebagai "raja iklan Ramadhan" selama bertahun-tahun? Dan apa pelajaran yang bisa diambil oleh brand lain dari strategi mereka?

Marjan Cinematic Universe: Membangun Brand dengan Storytelling

Bagi banyak orang, iklan Marjan adalah tanda tidak resmi bahwa Ramadan sudah dekat. Dengan visual ikonik, narasi emosional, dan sinematografi yang khas, Marjan telah membangun semacam "Cinematic Universe" yang terus berkembang setiap tahunnya.

Marjan memang telah banyak beriklan selama Ramadan sejak awal 2000-an, namun baru di akhir 2010-an mereka memanfaatkan iklan Ramadan lebih dari sekadar ajang promosi produk. Berbeda dengan brand lain yang mengusung kisah keluarga atau kebersamaan, Marjan memilih jalur yang lebih unik: membangun dunia superhero sinematik ala Marvel dengan karakter dan cerita yang terus berkembang setiap tahunnya.

Beberapa elemen khas dalam iklan Marjan yang membuatnya begitu kuat sebagai brand Ramadan antara lain:

Visual sinematik yang megah – Produksi standar film dengan CGI canggih, pencahayaan khas, dan atmosfer yang mendalam.

Narasi berkelanjutan – Setiap tahun, ada karakter baru dengan alur ceritanya, membuat audiens menantikan iklan berikutnya.

Karakter superhero lokal – Menggunakan tokoh protagonis dan antagonis layaknya film Marvel dengan kearifan lokal, membuat iklan terasa seperti bagian dari universe yang lebih besar.

Pendekatan ini membuat Marjan bukan hanya sekadar brand sirup, tetapi juga menjadi bagian dari pop culture selama Ramadan. Ini adalah strategi jangka panjang yang membangun loyalitas konsumen sekaligus menciptakan engagement lebih tinggi dibandingkan iklan tradisional Ramadan lainnya

Ramadhan = "Super Bowl" Untuk Brand Indonesia

Mengapa semua brand berlomba-lomba membuat iklan Ramadan yang spektakuler? Karena Ramadan adalah momen konsumsi terbesar di Indonesia.

📌 Data menunjukkan bahwa selama Ramadan, belanja masyarakat meningkat signifikan, baik untuk makanan, pakaian, maupun kebutuhan rumah tangga. Ini membuat periode ini menjadi waktu emas bagi brand untuk menarik perhatian konsumen.

Berdasarkan survei Google Indonesia:

🔹 79% konsumen lebih memperhatikan iklan selama Ramadan

🔹 Iklan Ramadan yang emosional lebih diingat 3x lipat dibandingkan iklan biasa

🔹 Brand yang konsisten merilis iklan Ramadan memiliki loyalitas lebih tinggi dari konsumen

Artinya, Ramadan bukan hanya soal iklan viral, tetapi juga soal membangun brand equity dan hubungan jangka panjang dengan audiens.

Belajar dari Marjan: Strategi Jitu dalam Iklan Ramadan

Bagi brand yang ingin sukses seperti Marjan dalam memanfaatkan Ramadan, ada beberapa strategi yang bisa dipelajari:

1. Bangun Narasi yang Kuat, Bukan Hanya Promosi Produk

Iklan Marjan selalu lebih dari sekadar menampilkan sirup dalam gelas es. Mereka membangun cerita yang menarik dan berkelanjutan, sehingga audiens terhubung secara emosional dengan brand.

Brand lain bisa belajar bahwa storytelling yang kuat bisa membuat brand lebih memorable, terutama dalam periode persaingan ketat seperti Ramadan.

2. Konsistensi adalah Kunci

Marjan tidak hanya muncul sesekali dalam Ramadan, tetapi sudah menjadi tradisi tahunan. Konsistensi ini membangun asosiasi kuat antara brand dan momen Ramadan, menciptakan loyalitas yang terus tumbuh.

Brand lain bisa belajar bahwa kampanye Ramadan bukan hanya soal satu kali sukses, tetapi bagaimana tetap hadir dan relevan setiap tahun.

3. Manfaatkan Visual yang Ikonik

Marjan paham bahwa visual adalah kunci dalam membangun identitas iklan. Dari pencahayaan sinematik, CGI berkualitas tinggi, hingga elemen khas, semua ini membuat iklan mereka langsung dikenali dalam beberapa detik pertama.

Bagi brand lain, memikirkan elemen visual khas yang bisa melekat di benak konsumen adalah strategi yang efektif untuk membangun branding yang kuat.

4. Sesuaikan dengan Perubahan Media Konsumsi

Di era digital, Marjan tidak hanya mengandalkan TV, tetapi juga merilis iklan dalam format pendek untuk TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Ads. Ini membuat jangkauan mereka semakin luas, terutama ke generasi muda yang lebih sering mengonsumsi konten dari media sosial.

Ramadan sebagai Momentum Emas bagi Brand

Iklan Ramadan sudah berkembang menjadi ajang kompetisi antar brand di Indonesia, seperti halnya Super Bowl Ads di Amerika. Namun, hanya brand-brand yang memahami emosi, budaya, dan relevansi jangka panjang yang bisa benar-benar sukses.

Marjan telah membuktikan bahwa dengan kreativitas, konsistensi, dan strategi pemasaran yang cerdas, sebuah brand bisa menjadi bagian dari budaya dan tradisi Ramadan di Indonesia.

Jadi, bagi brand yang ingin memanfaatkan Ramadan sebagai momentum, pertanyaannya adalah: Apakah kamu hanya ingin menjual produk, atau ingin menjadi bagian dari cerita yang akan diingat orang setiap tahun?

Previous
Previous

Sejauh Apa IP Public Domain Bisa Dimanfaatkan?

Next
Next

Toko Arc'teryx di Bali Diduga Palsu!