Mulai Bisnis, Modal Dari Mana?
Di masa seperti sekarang pasti banyak yang berpikiran untuk memulai bisnisnya sendiri. Baik itu bisnis dropshipper, usaha rumahan, hingga buka toko online – yang semuanya bisa dikerjakan dari rumah dan dengan modal yang terbatas atau bahkan sedikit. Tapi bagian paling pusing sebelum mulai membangun bisnis adalah bagaimana mencari modalnya.
Memilih model pembiayaan bisnis atau sumber modal memang menjadi pekerjaan yang membingungkan bagi kebanyakan orang – apalagi mereka yang baru pertama kali mau memulai usaha sendiri. Ada beberapa pilihan yang sebenarnya bisa dipilih, seperti menggunakan uang tabungan sendiri, meminjam ke keluarga atau teman, lewat venture capital atau modal ventura, mengajak angel investor, mengumpulkan modal lewat crowdfunding, atau bahkan mengajukan pinjaman ke bank. Semua opsi ini hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Tapi di luar dari harapan bahwa dengan modal yang besar kita bisa mengembangkan bisnis menjadi besar, ada faktor penting yang harus diperhatikan: bahwa modal besar sama dengan tanggung jawab yang besar agar uang tersebut tidak “terbakar” sia-sia. Siapkah kamu menanggung stres-nya?
Istilah Yang Perlu Kamu Tahu
Balloon Payment
Struktur yang juga dikenal dengan Kredit Balon ini disusun dengan sistem pembayaran cicilan ringan di depan dan pelunasan dengan jumlah yang lebih besar di akhir periode. Sistem ini memberikan keuntungan di masa awal bisnis kita hanya perlu mengembalikan pinjaman dalam jumlah lebih sedikit sehingga ada kesempatan untuk memutarkan lagi modal tersisa untuk mengembangkan bisnis.
Line of Credit
Model pinjaman seperti kartu kredit di mana kita meminjam sejumlah uang, tetapi menarik hanya berdasarkan kebutuhan dan membayar bunga hanya pada jumlah yang digunakan saja. Line of Credit dapat digunakan untuk menutupi hal-hal seperti inventaris, operasional, atau pengeluaran tak terduga. Biasanya jumlah pinjaman yang diterima tergantung pada kualifikasi pendapatan dan berapa lama bisnis telah berjalan.
Equity Financing
Pembiayaan ekuitas atau equity financing ini merupakan sistem pemodalan di mana bisnis mendapatkan dana dari investor yang ditukar dalam bentuk kepemilikan perusahaan. Berbeda dengan pembiayaan utang, pemilik bisnis tidak memiliki kewajiban membayar bunga dan pokok dari pinjaman karena investor akan memperoleh bagian dari saham yang besarnya disesuaikan dengan valuasi atau penilaian perusahaan.
"Sebagian besar usaha pelaku ekonomi kreatif, 92% menggunakan modal sendiri atau pinjaman dari keluarga dan teman. Pelaku usaha itu kesulitan mendapat akses ke lembaga keuangan baik perbankan atau nonperbankan.”
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo