Airi Matahari: Menjual Karya Seni Melalui Sistem Lisensi
Di masa lalu, profesi di industri kreatif masih belum mendapat banyak dukungan dari banyak orang. Bahkan, beberapa orang memiliki prinsip bahwa pekerjaan harus selaras dengan gelar yang didapat. Namun, kini zaman sudah berubah. Ada begitu banyak pelaku kreatif Indonesia yang memiliki latar pendidikan yang beragam, namun berhasil meniti karir yang luar biasa baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satunya adalah Airi Matahari, illustrator asal Jakarta yang mengawali karir sebagai ilustrator digital, namun kemudian menemukan kecintaannya pada melukis dengan cat air. Siapa sangka Airi tidak memiliki latar belakang sekolah seni atau desain. Membuat ilustrasi ini memang diawali dari hobinya. Sebelumnya Airi memiliki gelar sarjana kimia dan manajemen finansial dari Universitas Indonesia. Namun, karena keberaniannya untuk memperkenalkan karya-karya dari hobinya itu, kini karya Airi banyak terpampang dalam bentuk tas, masker, sarung bantal, wallpaper, dan masih banyak lainnya melalui label Airi Matahari.
Karya-karya dari Airi Matahari dapat mudah ditemukan di marketplace Moselo, sebuah marketplace yang memperkenalkan karya para pekerja kreatif Indonesia, mulai dari ilustrator, pengrajin, artisan, serta brand lokal lainnya. Melalui tagline #StartSmall yang diusung, Moselo mengajak para pekerja kreatif memperkenalkan karya-karya mereka, mulai dari langkah terkecil yang dapat dilakukan.
Adanya Moselo juga membantu bisnis UMKM lokal milik pekerja kreatif yang bekerja dengan tim yang terbatas, terutama ketika harus mengurus data dan transaksi. “Saya one woman show, mulai dari menghasilkan karya sampai produksi, shipping, packaging, itu semua saya yang urus. Dan adanya Moselo, saya pikir, wah lumayan nih ada yang bisa bantuin transaksi, urusan data, dan urusan jual beli,” tutur Airi.
Adanya Moselo juga membantu bisnis UMKM lokal milik pekerja kreatif yang bekerja dengan tim yang terbatas, terutama ketika harus mengurus data dan transaksi.
Tak hanya itu saja, menurut Airi marketplace seperti Moselo ini juga membantu karya serta usaha kreatif semakin dikenal melalui acara yang diselenggarakan, seperti promosi kupon dan Moselo Art Market.
Selain memanfaatkan marketplace seperti Moselo, Airi Matahari juga memiliki cara khusus untuk menghadapi persaingan ketat ilustrator di Indonesia. Pertama, Airi Matahari membuat sistem licensing untuk beberapa karyanya dan kedua, dirinya menerapkan sistem pre-order untuk penjualan produknya.
Airi memiliki alasan khusus mengapa dirinya memberikan lisensi terhadap karyanya. “Pertama secara psikologi dan secara etis, dengan saya memberikan lisensi, saya menghargai diri saya sendiri.”
Airi menawarkan sistem lisensi ini pada setiap klien yang ada. Jadi, dengan menjual lisensi atas karyanya, Airi mengizinkan klien untuk menggunakan ilustrasi Airi Matahari pada sejumlah medium yang diinginkan, seperti wallpaper, tote bag, dan lain sebagainya. Dengan cara ini, klien pun dapat mencetak sendiri ilustrasi Airi Matahari pada sejumlah benda yang diperlukan. Airi mengatakan bahwa lisensi yang diberikan kepada klien seperti sebuah bentuk kepercayaan dirinya kepada orang lain. Meski dirinya juga mengakui bahwa ada beberapa orang yang cocok dengan sistem itu dan ada yang tidak. “Saya dari awal sudah harus ada trust dan respect. Ya, klien ada yang nggak cocok, dan ada yang bilang ‘ah ribet amat’. Tapi ada juga yang appreciate. Namanya juga hidup,” tuturnya.
Dengan menjual lisensi atas karyanya, Airi mengizinkan klien untuk menggunakan ilustrasi Airi Matahari pada sejumlah medium yang diinginkan,
Selain memiliki sistem lisensi, Airi juga menggunakan sistem pre-order untuk menjaga kualitas barang-barangnya. “Saya tidak memiliki bahan stock, karena saya tidak suka barang pasaran. Saya mau barang saya itu spesial” ujar Airi.
Sistem pre-order ini dibuka oleh Airi setiap bulannya, jadi bagi kalian yang ingin membeli tote bag, atau sarung bantal karya Airi harus memesannya terlebih dahulu. Memiliki sistem pre-order ini membuat Airi juga menghadapi rintangan, terutama pelanggan yang tidak sabar menunggu karya miliknya. Namun, hal itu juga yang membuat produk-produk Airi berbeda dengan produk yang diimpor dari luar negeri.
Untuk menjaga barang-barangnya agar tetap memiliki kualitas yang baik dan terkirim tepat waktu, Airi mengaku dirinya juga harus lebih cerewet. “Karena saya mengerjakan semuanya sendiri, jadi saya punya vendor dan product guidance. Setiap produksi saya ulang lagi. Memang harus sedikit bawel. Saya ingatkan lagi, jahit yang mana, taruh label di mana,” tuturnya.
Hasil perjuangan Airi Matahari untuk tetap memberikan detail pada setiap karyanya menghasilkan pelanggan-pelanggan yang setia untuk menunggu karya-karya miliknya. “Saya punya konsumen yang setia, rela menunggu satu-dua bulan, terus waktu barangnya jadi mereka seneng banget. Hal-hal seperti itu bukan material, orang menghargai karya kita.”
Pelanggan Airi juga tidak berasal dari Indonesia saja, dirinya pernah mengirimkan salah satu karyanya ke New York. Airi mendukung pekerja kreatif lainnya untuk berani memperkenalkan produk-produknya meski saat ini juga harus bersaing dengan produk luar negeri. “Kalau memang punya ide, ya go ahead. Tapi persyaratannya adalah produk itu harus layak jual, unik dan juga jangan angin-anginan mengerjakannya,” tutup Airi.