Kilas Balik Perjalanan Pop Up Market di Industri Kreatif lokal
Tak terasa sudah 10 tahun Pop Up Market mengadakan non-profit bazar brand lokal yang diselenggarakan oleh mahasiswa/i Universitas Prasetya Mulya sejak tahun 2012. Pop Up Market menjadi wadah guna meningkatkan kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia. Mulai dari mendukung kegiatan brand lokal sampai menyediakan tempat agar para entrepreneur lokal bisa mengembangkan bisnis dan usaha mereka di industri kreatif.
Dari tahun 2012 sampai 2019, Pop Up Market sudah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Pada awal mula penyelenggaraan, Pop Up Market hanya menghadirkan 40 tenants dan menghasilkan 13.790 pengunjung. Hebatnya di tahun 2019, mereka berhasil menghadirkan 114 tenants dan menghasilkan total pengunjung enam kali lebih banyak, yaitu 74.975 pengunjung. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya banyak masyarakat yang makin tertarik dengan bazar brand lokal dari Pop Up Market. Sayangnya, di tahun 2020 bazar brand lokal Pop Up Market tidak bisa kembali diselenggrakan mengingat munculnya pandemi COVID-19, sehingga tidak memungkinkan untuk mengadakan lokal bazar secara offline.
Situasi pada saat itu menjadi sebuah dorongan besar bagi Pop Up Market supaya tidak berhenti memberikan dukungan kepada brand-brand lokal. Di tahun 2021, Pop Up Market berhasil menciptakan inovasi baru yaitu dengan mengganti konsep dari awalnya menyelenggarakan bazar brand lokal secara offline menjadi sebuah platform online untuk memperkenalkan brand-brand lokal di Indonesia. Di luar pergantian konsep yang terjadi, mereka masih tetap memiliki value yang sama yaitu mengakui serta mendukung kemunculan lokal brand yang fresh, creative, unique, dan vibrant.
Melalui sebuah platform Instagram @popupmarketid, Pop Up Market berinovasi membuat kampanye berbentuk video yang menggambarkan beberapa macam ekspresi diri baru ketika berada di rumah selama masa pandemi. Guna mendukung kampanye yang dibuat, Pop Up Maret membentuk 4 project yaitu daily content, collaborative content, collective essential, dan main campaign bertajuk “Home”.
“Home” menjadi main campaign Pop Up Market karena rumah merupakan tempat di mana kita bisa mengekspresikan segala sesuatu, baik keluh kesah, canda tawa, tangis, dan senyum, bersama seluruh makhluk hidup di dalamnya. Pop Up Market sendiri ingin memberikan pandangan baru kepada audiens yang mulai merasa kehilangan esensi dari rumah selama masa pandemi agar dapat menemukan cara mengekspresikan diri mereka. Terdapat beberapa kegiatan kreatif yang bisa kita lakukan di rumah, seperti mendekorasi ruangan, bermain puzzle, membaca buku, sampai mix and match outfit dari brand lokal sehingga menciptakan inspirasi pada momen sehari-hari.
Dalam menyukseskan main campaign, Pop Up Market bekerja sama dengan beberapa brand-brand lokal, yaitu Prime, Stuudio Particular, Cutton, Home Therapy, Answer, Maen Kaen, Sulla Home, Glow Glow, Hoya Fields, Public Culture, Six Scents, Control New, dan Semantik.
Didukung tekad untuk semaksimal mungkin dalam menjalankan keempat projectnya, tentu membuat Pop Up Market dengan mudah menarik para audiens untuk kembali bergabung ke dalam rangkaian demi rangkaian acara yang dikemas dengan konsep baru mereka.