Isu Perundungan di Brandoville Studios Ungkap Pentingnya Perlindungan Terhadap Pekerja Industri Kreatif

Beberapa waktu terakhir, beredar isu mengenai perbudakan dan kekerasan di tempat kerja yang tersebar melalui media sosial X. Berita eksploitasi dan perundungan di tempat kerja ini menyangkut Co-Owner Brandoville Studios, Cherry Lai, terhadap karyawan studio game tersebut. Akun @Bisher_d790 menjadi sumber pertama dimulainya pengungkapan isu ini ke publik pada tanggal 9 September 2024. Dalam cuitannya, ia membagikan serangkaian narasi beserta bukti terkait tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Cherry Lai kepada karyawan Brandoville Studios sejak tahun 2019. Gaslighting, manipulasi, hingga politik adu domba menjadi senjata untuk memuluskan tindakan tidak pantas ini. 

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Cherry Lai meliputi perundungan verbal dan fisik, pelanggaran jam kerja, serta perampasan hak pekerja seperti gaji, bonus, waktu beribadah, hari libur, dan jam tidur. Pernyataan serupa juga didukung oleh mantan karyawan lain di media sosial X. Saat ini, Brandoville Studios sudah berhenti beroperasi sejak Agustus 2024, dan beberapa petinggi perusahaan sedang menginisiasi perusahaan baru bernama Lailai Studios. Dilansir dari cuitan Ryan Adriandhy pada Jumat, 13 September 2024, kasus kekerasan ini sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian meski masih belum mendapat respons. Beberapa komunitas juga mengusahakan keadilan bagi para mantan karyawan Brandoville Studios lewat LBH (Lembaga Bantuan Hukum). 

Belajar dari kasus ini, kita bisa melihat bahwa dampak yang dihadapi sebenarnya lebih besar dari kerugian finansial atau karir saja. Seorang mantan karyawan bahkan harus mengubah arah kariernya dari industri animasi, yang selama ini menjadi impiannya. Situasi ini menyoroti betapa dalamnya dampak kekerasan di tempat kerja terhadap pola hidup individu dan bagaimana hal ini memengaruhi persepsi terhadap industri terkait.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk agar hal serupa tidak lagi terulang?

Dari sisi perusahaan, perlu ada perumusan struktur dan pembagian kuasa yang lebih jelas. Seperti ungkapan “power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”. Maka, menghindari seseorang untuk memiliki kekuasaan yang absolut di tempat kerja juga krusial untuk dilakukan. Selain itu, susun aturan yang jelas mengenai pembagian hak dan kewajiban bagi setiap individu yang terlibat di tempat kerja. Buat aturan tersebut dalam format tertulis dan pastikan setiap individu memahami aturan yang berlaku di perusahaan.

Dari sisi pekerja, kita juga dapat mencegah hal ini terjadi dengan membangun komunikasi yang baik antara rekan kerja. Hindari memercayai gosip kantor mentah-mentah dan segala desas-desus yang tidak jelas sumber informasinya. 

Jika kamu melihat atau bahkan mengalami praktik kekerasan di tempat kerja, jangan ragu untuk mengumpulkan segala bukti fisik yang bisa kamu dapatkan. Setelahnya, coba cari bantuan dari orang yang dapat kamu percaya untuk keluar dari situasi ini. 

Industri kreatif sering menawarkan kebebasan dan fleksibilitas, namun hal ini juga tak jarang disertai dengan ketidakpastian, terutama terkait kontrak kerja bagi pekerja lepas. Untuk memastikan kejelasan hak dan kewajiban sebagai pekerja, penting untuk tidak ragu meminta pendapat atau perlindungan dari pihak ketiga. Jangan segan untuk menghubungi serikat pekerja, asosiasi, atau LBH jika diperlukan untuk memberikan dukungan dan perlindungan secara profesional.

Kasus kekerasan yang terjadi di Brandoville Studios sangat disayangkan, kita harus selalu berpihak pada korban. Kita sama-sama berharap agar tidak akan ada korban lain dan industri kreatif bisa berkembang dengan lebih optimal diiringi dengan kesejahteraan setiap orang yang terlibat di dalamnya. 

Previous
Previous

AM Service Acta Brasserie Hadirkan Menu Spesial Kolaborasi dengan BRAUD General Store

Next
Next

IdeaFest 2024: Festival Kreatif Terbesar Siap Menginspirasi dengan 400 Pembicara Nasional dan Internasional