Catatan Menarik dari Jakarta Doodle Fest 2024: Artwork, Zine, hingga Proses Kreatif di Balik Cover Majalah Tempo

Rampung digelar selama tiga hari pada 1-3 November 2024 kemarin, Jakarta Doodle Fest berhasil hadir sebagai wadah bagi para penikmat dan pekerja industri kreatif. Mengangkat tema “Art to Cart”, Jakarta Doodle Fest tahun ini mendorong para seniman dan insan kreatif untuk dapat mengembangkan karya mereka sebagai sumber penghasilan. Setiap ide dan kreativitas seniman memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan, pesan ini kemudian disampaikan melalui beragam program yang dapat dinikmati oleh pengunjung di Taman Ismail Marzuki. Di antara beragam program yang ditawarkan, Geometry ingin meng-highlight beberapa program menarik.

Art Market

Pengunjung dapat dengan bebas menjelajahi area Art Market tanpa biaya masuk. Di sini, berbagai pernak-pernik dan karya seni menarik siap memikat perhatian. Mulai dari stiker, art print, pakaian, zine, hingga komik, semua bisa ditemukan. Uniknya, Geometry melihat banyak karya di Art Market terinspirasi oleh kucing, loh!

Pameran “All The Small Things”

Tak hanya merilis 15 special art prints khusus Jakarta Doodle Fest, Muklay juga menyuguhkan pameran “All The Small Things”. Pameran ini awalnya digagas sebagai wadah bagi para seniman Indonesia untuk bisa berkarya. Dalam rangkaiannya di Jakarta Doodle Fest 2024, ada kurang lebih 75 karya yang dipamerkan.

Workshop

Tahun ini, Jakarta Doodle Fest juga menawarkan beragam workshop yang dapat diikuti oleh pengunjung. Geometry berkesempatan untuk turut mengikuti salah satu workshop, yakni “Zine Workshop: Cute and Punk” bersama Hai Rembulan. Sebelum dimulai, Hai Rembulan membagikan cerita perkenalannya dengan zine melalui komunitas punk. Menurutnya, zine bisa menjadi medium untuk tetap bersuara tanpa harus “berisik”. Seiring perkembangan zaman, zine yang tadinya hanya berwarna hitam-putih hasil dari proses photocopy untuk memperbanyak jumlahnya, sekarang tampilan zine jadi lebih beragam dan hidup dengan sentuhan ilustrasi dan warna. Setiap peserta juga turut membagikan kisah personal mereka dibalik zine yang dibuat pada workshop tersebut. 

Conference

Pada rangkaian hari ketiga, ada lima conference seputar dunia kreatif. Salah satu yang paling banyak menarik perhatian adalah conference “Breaking Boundaries: Art That Disrupts The Status Quo”. Dihadiri oleh Kendra Paramita (Illustrator of Majalah Tempo) dan Gilang Rahadian (Designer of Majalah Tempo), antusiasme audiens terhadap sesi ini sudah terlihat sejak unggahan mengenai conference ini dibagikan melalui media sosial. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Gilang Rahadian dan Kendra Paramita membagikan alur proses kreatif hingga pertimbangan saat membuat ilustrasi untuk cover majalah Tempo dari masa ke masa. Paling tidak ada tiga batasan yang Tempo pegang dalam membuat cover majalah mereka yang iconic. Pertama, tidak memuat konten asusila. Kedua, tidak bersifat merendahkan sosok yang dimaksud. Ketiga, tidak menggunakan simbol agama. 

Rangkaian Jakarta Doodle Fest 2024 yang berlangsung selama tiga hari ini telah berakhir. Beragam pengalaman dan pertemuan yang didapat tentu menjadi bekal berharga untuk berkolaborasi dan berkarya dalam industri kreatif. Sampai jumpa di tahun depan!

Previous
Previous

Pikachu jadi Ikon National Flag Carrier Indonesia, Bagaimana Nasib IP Lokal?

Next
Next

Album “Tumbuh dan Menjadi” Menandai Kembalinya Perjalanan Banda Neira ke Industri Musik Tanah Air