Strategi Membangun Brand dengan Sonic Branding

Seringkah kalian mendengar lagu pedagang susu murni nasional atau pedagang tahu bulat dengan nada khasnya yang lewat depan rumah? Kita dapat dengan mudah membayangkan produk yang dijual dalam kepala. Kita juga dapat dengan mudah mengingat suara-suara itu. Lalu, apa maksud sebenarnya dari suara-suara itu dan bagaimana bisa kita dengan mudah mengingatnya?

Di zaman yang semakin penuh dengan berbagai ide kreatif, produk inovatif, dan brand yang menarik, branding menjadi hal yang semakin penting. Semakin banyak brand yang berlomba-lomba untuk melakukan branding effortnya. Mayoritas brand hanya mengutamakan indera penglihatan dalam melakukan branding, seperti dengan memvisualisasikan logo, tulisan dan warna tertentu. Padahal sebenarnya reaksi manusia terhadap suara lebih cepat dibandingkan indera penglihatan, hal ini perlu lebih dipertimbangkan oleh sebuah brand untuk melakukan branding berbasis suara.

Branding berbasis suara dikenal dengan sebutan sonic branding atau audio branding, dimana branding ini disematkan pada sesuatu yang bisa didengar seperti jingle, nada, slogan atau hal lain yang bisa didengar oleh indera pendengaran manusia. Pendengaran adalah indera manusia yang tercepat, lebih cepat daripada penciuman, pengecapan, penglihatan, dan bahkan sentuhan. Hal ini membuat suara menjadi salah satu elemen yang sangat efektif digunakan dalam melakukan branding.

Tentunya dalam proses branding, sebuah brand berusaha untuk menjadi top of mind customer nya dibanding kompetitor lain, dan cara untuk selalu diingat oleh customer  adalah dengan melakukan sonic branding. Sonic branding memiliki peranan penting dalam meningkatkan loyalitas customer, memberikan unique experience terhadap brand. Suara pada sonic branding dapat memunculkan memori atau kenangan emosi secara spesifik, yang merupakan pendorong besar dalam loyalitas brand, dan memberikan identitas brand lebih dalam.

Sonic branding akan sangat berguna untuk sebuah brand sebagai strategi branding agar mudah dikenali dan diingat oleh para customer. Dalam melakukan sonic branding, usahakan membuat suara dengan tidak bertele-tele. Buatlah suara dengan singkat, padat, dan jelas yang dapat dikenali dan diingat customer dalam sekejap. Sehingga nantinya customer dengan tanpa sadar mengingatnya di benak mereka untuk waktu yang lama.

Meskipun banyak digunakan brand besar, tetapi branding dengan suara juga bisa dimanfaatkan oleh small business. Sebuah pilihan yang tepat untuk berinvestasi dalam pengembangan brand melalui sonic branding. Branding efforts tidak cukup dalam memfokuskan pada visual branding saja, karena sonic branding juga sama pentingnya!

Previous
Previous

Elemen Kehidupan Dalam Album Neonomora

Next
Next

Exsport Bersama Phantasien Mengajak Anak Muda Mengeksplorasi Alam Melalui Koleksi Terbatas “The Magical Escape”