Social Commerce: Kemudahan Promosi dan Jualan dalam Satu Platform
Apakah kamu salah satu orang yang pernah mencoba berbelanja atau bahkan berjualan di TikTok Shop atau Instagram Shopping?
Kini, media sosial tidak hanya dapat digunakan untuk bersosialisasi secara daring tapi juga dapat digunakan sebagai platform untuk jual-beli. Disebut juga dengan nama social commerce. Mungkin bagi sebagian orang istilah ini masih cenderung terdengar awam jika dibandingkan dengan e-commerce.
Social commerce sendiri dapat dimaknai sebagai sebuah kegiatan untuk promosi, menjual, dan membeli produk secara langsung dalam satu platform yang sama, contohnya di media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Facebook. Platform media sosial memfasilitasi komunikasi brand dengan konsumen hingga menyediakan daftar produk yang akan dijual. Sedangkan proses logistik dan pembayaran, umumnya dilakukan secara terpisah dengan bantuan platform ketiga.
Perkembangan penggunaan social commerce sebenarnya juga didukung oleh kondisi pandemi yang kita alami dalam dua tahun terakhir. Khususnya pada generasi Millenial dan Gen Z, yang lebih aktif dalam menggunakan media sosial. Berbelanja melalui social commerce cenderung lebih mudah dilakukan karena tidak harus berpindah dari satu platform ke platform lainnya.
Di Indonesia sendiri, layanan berbelanja via media sosial sudah mulai ramai digunakan, terlebih melalui media sosial TikTok dengan memanfaatkan fitur live yang juga banyak digunakan oleh para creator.
Berjualan melalui social commerce juga menyediakan personalisasi produk-produk apa saja yang menarik perhatian konsumen. Sehingga brand bisa langsung menyasar audiens yang lebih spesifik sehingga dapat meningkatkan keputusan pembelian target audiens. Media sosial juga menyediakan data yang dapat digunakan brand untuk dapat menentukan strategi marketing yang lebih spesifik pada target market.
Untuk dapat mengoptimalkan peluang saat menggunakan social commerce ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:
Ramu Data Menjadi Strategi Spesifik
Keunggulan dari media sosial adalah data audiens yang sebenarnya cukup lengkap dan spesifik. Meliputi usia, gender, hingga konten atau produk seperti apa yang dapat menarik perhatian audiens. Hal ini dapat diolah untuk merumuskan strategi marketing dan juga product development bagi brand untuk meningkatkan penjualan.
Ajak Konsumen Untuk Menuliskan Review
Umumnya keputusan pembelian pelanggan cukup dipengaruhi oleh review yang bisa mereka akses dari konsumen lainnya. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh brand untuk bisa meningkatkan engagement melalui sosial media, melalui fitur comment ataupun me-repost review konsumen. Jika review dan engagement sosial media sebuah brand sudah baik, fitur shop memudahkan brand untuk mengkonversi angka engagement menjadi penjualan dalam satu platform yang sama.
Tentukan Harga Sesuai Platform dan Target Audiens
Setiap platform media sosial memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri, hal ini juga meliputi daya beli konsumen di setiap platform. Saat menggunakan fitur shop dalam media sosial, brand juga harus menyesuaikan produk yang akan di pasarkan. Pilih produk dengan range harga yang sesuai dengan target market di setiap platform media sosial yang digunakan. Secara garis besar, orang cenderung memilih untuk tidak membeli barang yang terlalu mahal jika tidak bisa dilihat secara langsung.
Tentu social commerce juga memiliki kelemahannya sendiri. Pertama, transaksi melalui platform media sosial kini masih belum umum digunakan di Indonesia. Kedua, hingga saat ini, proses pembayaran dan pengiriman masih membutuhkan bantuan dari platform lain, alhasil saat ingin melakukan transaksi, pembeli akan diarahkan untuk mengakses official website dari brand terkait. Ketiga, minimnya pengalaman berbelanja bagi konsumen juga sulitnya melakukan perbandingan harga sebelum melakukan transaksi.
Fitur dalam social commerce memang masih dalam tahap pengembanganm, terutama di Indonesia namun diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan dalam 5-10 tahun mendatang. Jadi, kamu lebih pilih belanja atau berjualan lewat platform apa, nih, sekarang?