Apa Untungnya COD Bagi Bisnis?
Kepuasan pelanggan dan positive customer experience merupakan aspek penting dalam suksesnya sebuah bisnis. Dalam era kompetitif seperti saat ini, bisnis bergerak secara omni-channel, menjanjikan kualitas produk dan kecepatan pengiriman, melakukan branding dan marketing yang menarik perhatian customer, hingga menyediakan berbagai metode pembayaran untuk kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi di manapun. Sistem Cash on Delivery (COD) menjadi pilihan karena tidak repot dan pelanggan dapat membayar hanya ketika produk sudah sampai di tempat, sehingga menimbulkan rasa aman dalam berbelanja. Jika bisnis online sangat bergantung pada rating dan review, sistem COD dapat meningkatkan kepuasan pelanggan karena pelanggan tau apa yang mereka bayar. Menurut data yang dirilis BPS (2020), sebanyak 73,04% pembayaran e-commerce di Indonesia dilakukan melalui COD.
Manfaat COD diantaranya. Pertama, membangun kepercayaan pelanggan. Meski berbelanja online sudah menjadi pilihan bagi banyak orang, sebagian pelanggan memilih untuk mengecek terlebih dahulu produknya secara fisik. Pelanggan dapat melakukan pengembalian jika produk yang diterimanya tidak sesuai pesanan. Hal ini tentu dapat membangun trust. Kedua, memberikan pilihan metode pembayaran dan memperluas jangkauan pelanggan. Berbagai metode pembayaran via online sudah semakin berkembang dengan adanya bank transfer, credit card, electronic money, digital wallet, bahkan pay later, namun pembayaran dengan sistem COD dinilai lebih praktis, terutama bagi pembeli yang masih enggan atau belum familiar dengan pembayaran online. Sehingga dengan menawarkan opsi ini, bisnis dapat menarik banyak pembeli baru atau potensial dan secara tidak langsung juga memperluas jangkauan pelanggan atau marketnya. Ketiga, sebagai customer retention tool. Memenangkan kepercayaan pelanggan dan mempertahankannya adalah usaha terus-menerus. Pelanggan yang puas kemungkinan dapat melakukan repeat order. Tentunya dengan menyediakan fleksibilitas pembayaran dapat membantu dalam retensi pelanggan, terutama bagi mereka cash-friendly-customer.
Menerapkan sistem COD membuat bisnis berjalan dengan lancar karena sebetulnya menguntungkan kedua belah pihak. Namun, sistem COD juga memiliki resiko seperti biaya yang lebih mahal, retur, dan customer yang menolak menyelesaikan pesanan. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dipahami bagi brand owner diantaranya. Pertama, kenali syarat dan ketentuan COD karena setiap marketplace memiliki aturan yang berbeda-beda. Berbagai syarat yang harus diperhatikan seperti biaya administrasi COD, kewajiban menambah biaya asuransi pengiriman, dan ketentuan minimal pembelian. Terutama jika menggunakan e-commerce besar seperti Shopee, Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dan sebagainya. Kedua, pastikan kualitas produk sudah sesuai. Selain untuk mempertahankan citra atau branding, menjaga kualitas juga meminimalkan komplain dari pelanggan.
Melansir dari Kompas, marketplace biasanya memiliki sistem pendataan jika customer yang memilih metode pembayaran COD namun kemudian menolak menyelesaikan pesanan tanpa alasan yang bisa diterima. Marketplace akan melakukan blacklist dan customer tersebut tidak bisa lagi menggunakan layanan COD. Tidak diperkenankan juga untuk membongkar kemasansebelum menyelesaikan pembayaran sesuai harga pembelian dan ongkir ke kurir. Sementara, jika nantinya produk yang dipesan tidak sesuai, mengalami cacat, ataupun rusak, marketplace sudah menyediakan fitur komplain yang menghubungkan penjual dan customer. Jika aduan diterima, customer barulah akan mendapat produk pengganti atau pengembalian uang. Customer juga dapat menolak produk yang dikirim kurir dan tak perlu membayarnya jika merasa tidak pernah memesan. Produk akan diterima kurir kembali untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke alamat penjual. Pada dasarnya, sistem COD dibuat untuk memudahkan, sehingga harus dipahami ketentuannya dengan baik agar tidak merepotkan bagi pelanggan, kurir, e-commerce, maupun business owner.